Jumat, 27 Juni 2014

running man dan huruf M yang menggetarkan jiwa

Akhir-akhir ini bakal sering post blog deh kayanya, soalnya lagi suka nonton running man di laptop. hahaha
Parahnya adalah, aku baru mulai nonton running man sekarang2 (kamana wae atuh nad). abisnya dulu ga pernah tertarik sama korean wave apalagi yang berseri gitu, biasanya sih nonton serial kriminal kaya bones, the mentalist, gitu2 deh, soalnya simple, satu episode satu kasus. Ga perlu pake penasaran sambungannya tiap episode. Terus ya, kirain si running man ini kaya sinetron gitu, udah males duluan aja deh. Sampai pada suatu hari kehabisan serial di apartemen. bingung banget harus nonton apa (yakali kudu nonton ya nad), tv kabel di dubai ini sungguhpun ga okeh. star world ga rame, ga ada master chef, serial lucu2, atau apapun lah, fox nya juga serialnya ga rame kaya di indo. Akhirnya setelah banyak temen yang posting tentang RM di indo, jadilah penasaran. Kaya apa sih acaranya?
Ternyata oh ternyata, lucuk! entah karena faktor ga ada tontona lain apa karena emang lucu. Yang jelas sekarang jadi addicted banget. Rata2 tiap hari 2 episode, sekitar 3 jam lah sehari. lumayanlah buat hiburan emak2 nganggur. Terus tentang cast favorite, aku suka Haha dan monday couple. kayanya kalo ga ada Haha ga lucu deh si RM ini, dan kalo monday couple ini lucu banget kaya jaman ngeceng2 jaman SMA. hahaha bikin deg2an. Sampai saat ini sih baru nonton sampe episode 80, semoga gabosen ngejar sampe episode 200 sekian ya (dan semoga pak suami terus berbaik hari download yang banyak). hihi

Oya, tentang huruf M ini. Sekarang si laptop ngadat lagi huhuhu  seperti biasa huruf M rusak. Ga keluar kalo dipencet, emang ya ga bisa banget deh gw semangat sedikit ngeblog. Untuk saat ini sih pake huruf  m via in screen keyboard, ga praktis banget deh. huhuhu kenapa coba ga huruf x ato z yang rusak. Kan ga terlalu sering dipake. Masalahnya imbuhan me di bahasa indonesia ini kepake banget. huhuhu semoga tidak melunturkan niat nulis lagi. Nanti pas pulang ke indo, laptop ini aku bawa ke reparasi deh, sapa tau bisa bener lagi. Sang laptop kesayangan satu2nya, yang mebantu ekeu lulus S2, temen begadang pas nulis tesis. semoga panjang umur yaaa. 


Rabu, 25 Juni 2014

apa kabar?

hai hai kangen banget udah lama ga nulis blog, kayanya blog ini udah banyak sarang laba2 saking lamanya ga terjamah. hahaha
Banyak sih penyebab ga pernah update blog; pertama, sejak tahun 2012 tinggal di balikpapan. nah disana emang rada ga nyaman rumahnya, maksudnya kayanya ga ada tempat buat nulis dan ga ada waktu juga buat nulis. perasaan waktu di balikpapan waktu sempit banget. Padahal ga masak dan ada ART yang bantuin. Oya, waktu di balikpapan di laptop ga bisa konek sama internet, karena kebiasaan dari awal beli emang wifi bermasalah. Dulu waktu di cimahi sih pake speedy via wire makanya bisa konek. (ah emang males aja lu nad) hahaha
Kedua, proses pindahan dari balikpapan ke cimahi pas akhir tahun 2013. Nah masa2 ini repot banget karena baru beres bangun rumah. trus pindahan barang2 dari balikpapan ke cimahi.
Ketiga, proses pindahan cimahi-ke dubai pas awal tahun 2014. Seperti orang dusun lainnya, pas pindahan keluar negeri repot banget segala pengen dibawa. hahaha walau hasilnya kadang barang yang dibawa ga bermanfaat. hihihi
Keempat, masa adaptasi di Dubai. Sempet buka blog tapi pas buka bloggernya pake bahasa arab. zzz how am i supposed to log in? akhirnya karena niat tidak bulat, kulupakan saja niat ngeblog. belum lagi si laptop yang setia menemani ekeu selama 5 tahun ini rusyak. cuma 1 yang rusak sih, tombol keyboard huruf M. mau gimana coba nulis ga ada hurup M. mau ganti kayak anak alay juga masa tiap ngetik kudu rempong huruf M jadi 177. uwes hancur sudah niat mulia untuk lebih produktif ngeblog supaya ga nganggur2 amat. hahaha

Sampai suatu hari, sang suami format ulang laptop butut dan penyakitan ini. sampai akhirnya bisa nyala lagi. yaaayy. sejak saat itu laptop ini berfungsi kembali, huruf M kembali, bahkan bisa WIFI konek dengan internet di apartemen, yihaaaa. terimakasih suamiku sayang.

last but not least tolong doakan saya semoga niat mulia saya untuk ngeblog ini tidak luntur karena kemalasan yang membabi buta. hahaha Sebenernya banyak sih yang ingin diceritain di blog ini, tentang, balikpapan, dubai, resep masakan, belanja2, dan lain2 tapiii faktor M ini kuat banget. hihiihi
semoga saya bisa mengalahkan kemalasan ini yaaa..

see you soon on my next posts

Selasa, 04 September 2012

balikpapan-new hometown

hola! Hawayu? Hope everything is good ya
Sekarang saya udah stay di balikpapan. setelah perjuangan berat nyelesein tesis dan after revisi setelah sidang 1 dan 2 yg panjang dan melelahkan, Alhamdulillah udah resmi jadi M.Pd hihihi
Masih belum kepikiran sih langkah selanjutnya, sekarang sedang menikmati hidup jadi fresh graduate (baca : pengangguran) dan menikmati hidup jadi full time wife and moms.
Gimana rasanya tinggal di balikpapan? pretty awesome! awalnya sedih sih pas pindahan, jauh dari orang tua, tapi ya hidup kan terus berlanjut ya. Disini enak ko, kotanya rame tapi ga macet. Orang-orang yang tau aku stay di balikppan biasanya ngebayanginnya:
KALIMANTAN = HUTAN BELANTARA
Tapi aslinya ngga loh, seriously rame, mall banyak, mau apa juga ada. Kotanya rapi, bersih, ga ada sampah2 yang bertebaran dijalan. Kayanya ideal deh buat ditempatin dan membesarkan anak.
Belom bisa banyak cerita sih, belom banyak kemana2 juga. Insyaallah kalo ada kesempatan bisa sharing tentang tinggal disini.

I'll see you soon

nadya

Kamis, 12 Juli 2012

kangeeenn

blog kuuuuuu,,
kecup basah

setelah kmrn aku lock karena nyelesein tesis. Akhirnya tiba2 aku inget blog lg setelah budakgendut mamanya kira minta blog ini dibuka lg. (situ ngerasa penting nad? hag hag hag)

dan akhirnya setelah lupa password, dan lupa alamatnya. blog ini bisa kebuka.
beneran ya, untuk orang yg punya ingatan lemah, sangat tidak disarankan u/ ngotak ngatik passwork ato sok pinter nge-lock blog. hihihi

what i've been up to? tesis udah beres (a.ka mendapat belas kasihan bu emi) dan besok mau sidang tahap 1. doakan ya kengkawan.

sekian dulu temu kangen malam ini, karena saya harus bikin slide buat sidang besok pagi.

Arrivederci

Kamis, 05 April 2012

temper tantrum pada anak

sumber: rumah bunda

Temper tantrum adalah ledakan kemarahan yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa terencana. Pada anak-anak, ini bukan hanya untuk mencari perhatian dari orang dewasa saja. Ketika mengalami tantrum, anak-anak cenderung melampiaskan segala bentuk kemarahannya. Baik itu menangis keras-keras, berteriak, menjerit-jerit, memukul, menggigit, mencubit, dsb.

Normalnya, tantrum (baca: marah-marah) pada anak-anak hanya terjadi sekitar 30 detik sampai 2 menit saja. Tapi, jika kemarahan berlanjut sampai pada tingkat yang membahayakan dirinya atau orang lain, maka ini bisa menjadi hal yang sangat serius.

Temper tantrum biasanya terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Meski tidak menutup kemungkinan anak-anak yang lebih tua, bahkan orang dewasa pun pernah mengalami ledakan kemarahan ini. Dan pada dasarnya, marah-marah pada anak-anak usia 1-4 tahun adalah hal yang wajar terjadi bagi usia mereka. Kebanyakan anak-anak mengalami hal ini.

Mengapa harus marah-marah?

Temper tantrum biasa terjadi karena beberapa hal pemicu. Diantaranya adalah:

1. Frustrasi. Jangan dikira hanya orang dewasa saja yang bisa frustrasi. Anak-anak pun mengalami hal ini. Misalnya, anak-anak akan menjadi cepat marah manakala mereka tidak bisa mencapai sesuatu yang sangat mereka inginkan. Dalam artian, mereka gagal. Kegagalan memicu rasa frustrasi, dan akhirnya kemarahan itupun meledak.

2. Lelah. Anak-anak yang kelelahan, akan menjadi mudah marah. Aktivitasnya yang padat dan sedikit waktu bermain akan membuat anak-anak cepat marah dan emosi.

3. Orangtua terlalu mengekang. Sikap orangtua yang terlalu banyak mendikte dan mengekang anak, juga dapat berpengaruh bagi emosinya. Anak-anak yang merasa jenuh dengan kekangan orangtuanya, suatu saat akan mencapai titik puncak kejenuhan. Dan marah-marah adalah salah satu bentuk ledakan tersebut.

4. Sifat dasar anak yang emosional. Beberapa anak mewarisi sifat dasar emosional dari orangtuanya. Mereka ini cenderung tidak sabaran, gampang marah meski karena hal-hal kecil.

5. Keinginan tak dipenuhi. Salah satu kesalahan yang sering kali dilakukan orangtua adalah mereka begitu mudahnya membujuk anak-anak dengan iming-iming. Menangis sedikit, anak dibujuk dengan es krim atau mainan. Nah, akhirnya ini akan menjadi kebiasaan, dan anak-anak mengenali pola ini. Suatu ketika, ia memiliki keinginan akan sesuatu, ia akan menangis dan mengamuk jika keinginan tersebut tidak segera dipenuhi oleh orangtuanya.

Bagaimana mengatasinya?

Mengatasi anak-anak yang sedang mengamuk itu gampang-gampang susah. Penuh dilemma. Tapi, ada beberapa kiat yang bisa kita gunakan untuk mengatasi masalah ini.

1. Cari tahu penyebabnya. Dengan mengetahui penyebab anak-anak mengamuk, kita akan mudah menentukan langkah yang harus kita ambil dalam menghadapi mereka.

2. Jangan ikut emosi. Biasanya, orangtua akan ikut-ikutan menjadi emosi manakala anak mereka mengamuk. Orangtua bisa memukul, mencubit, dsb. Apakah itu solusi? Tidak. Anak-anak bukannya akan belajar mengatasi kemarahan mereka, tapi malah semakin menganggap orangtuanya jahat.

3. Abaikan dan ajari anak mengatasi kemarahannya. Jangan turuti semua hal yang diinginkan pada saat itu juga. Bersikap cuek dan tidak memperdulikan kemarahannya, sebenarnya adalah cara yang sangat jitu untuk membuatnya tahu, bahwa kemarahannya tidak bisa membeli keinginannya. Katakan padanya, bahwa hanya anak-anak yang menyampaikan keinginan dengan cara yang baiklah yang akan mendapatkan keinginannya itu dari Anda. Bukan dengan amukan, tangisan, bahkan berguling-guling. Sikap tegas dan konsistensi Anda dengan sikap ini akan membuatnya berlatih lebih disiplin.

4. Sudut diam. Dalam artian, bukan mengurung anak di kamar mandi atau di gudang. Tidak perlu main kunci pintu atau rantai. Cukup sediakan sebuah kursi yang Anda sebut sebagai kursi diam. Saat mengamuk, dudukkan anak disana, dan ia tidak boleh kemana-mana sampai ia bisa menenangkan diri. Boleh juga meminta anak untuk masuk ke kamarnya sendiri dan menenangkan diri. Ia boleh keluar dan kembali menyapa Anda setelah ia tenang.

Normalnya, memasuki usia 5 tahun, saat anak-anak mulai bersekolah dan bergaul dengan teman sebayanya, mereka telah mulai dapat mengatasi gejolak emosi mereka. Sesekali mungkin marah, tapi, mereka lebih bisa menahan diri. Nah, jika dalam waktu bertahun-tahun di masa sekolah mereka belum juga bisa mengatasi permasalahan ini, ini kemungkinan besar menunjukkan bahwa anak-anak bermasalah dalam emosinya. Bisa jadi, karena kesulitan belajar atau kesulitan bergaul dengan lingkungannya. Dan Anda butuh untuk berkonsultasi pada ahlinya untuk mengatasi masalah ini.

Mengatasi Tantrum Pada Anak

Sumber: Indofamily.net oleh Martina Rini S. Tasmin, SPsi.

Jika anak-anak menangis dan mengamuk hanya karena tak dibelikan mainan kesukaannya, orangtua diharap memahami kondisi ini. Luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol pada anak-anak, disebut sebagai Temper Tantrum.

Temper Tantrum (untuk selanjutnya disebut sebagai Tantrum) seringkali muncul pada anak usia 15 (lima belas) bulan sampai 6 (enam) tahun. Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap "sulit", dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.
2.Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.
3.Lambat beradaptasi terhadap perubahan.
4.Moodnya (suasana hati) lebih sering negatif.
5.Mudah terprovokasi, gampang merasa marah/kesal.
6.Sulit dialihkan perhatiannya.

Tantrum termanifestasi dalam berbagai perilaku. Di bawah ini adalah beberapa contoh perilaku Tantrum, menurut tingkatan usia:

1. Di bawah usia 3 tahun:
* Menangis
* Menggigit
* Memukul
* Menendang
* Menjerit
* Memekik-mekik
* Melengkungkan punggung
* Melempar badan ke lantai
* Memukul-mukulkan tangan
* Menahan nafas
* Membentur-benturkan kepala
* Melempar-lempar barang
2. Usia 3 - 4 tahun:
* Perilaku-perilaku tersebut diatas
* Menghentak-hentakan kaki
* Berteriak-teriak
* Meninju
* Membanting pintu
* Mengkritik
* Merengek
3. Usia 5 tahun ke atas
* Perilaku- perilaku tersebut pada 2 (dua) kategori usia di atas
* Memaki
* Menyumpah
* Memukul kakak/adik atau temannya
* Mengkritik diri sendiri
* Memecahkan barang dengan sengaja
* Mengancam

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Tantrum.

Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu.
Setelah tidak berhasil meminta sesuatu dan tetap menginginkannya, anak mungkin saja memakai cara Tantrum untuk menekan orangtua agar mendapatkan yang ia inginkan, seperti pada contoh kasus di awal.
2. Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri.
Anak-anak punya keterbatasan bahasa, ada saatnya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa, dan orangtuapun tidak bisa mengerti apa yang diinginkan. Kondisi ini dapat memicu anak menjadi frustrasi dan terungkap dalam bentuk Tantrum.
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan.
Anak yang aktif membutuh ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Kalau suatu saat anak tersebut harus menempuh perjalanan panjang dengan mobil (dan berarti untuk waktu yang lama dia tidak bisa bergerak bebas), dia akan merasa stres. Salah satu kemungkinan cara pelepasan stresnya adalah Tantrum.
Contoh lain:
anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang dimilikinya. Misalnya anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, atau umur anak 4 tahun ingin mengambilkan minum yang memakai wadah gelas kaca, tapi tidak diperbolehkan oleh orangtua atau pengasuh. Maka untuk melampiaskan rasa marah atau kesal karena tidak diperbolehkan, ia memakai cara Tantrum agar diperbolehkan.
4. Pola asuh orangtua
Cara orangtua mengasuh anak juga berperan untuk menyebabkan Tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, bisa Tantrum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi dan didominasi oleh orangtuanya, sekali waktu anak bisa jadi bereaksi menentang dominasi orangtua dengan perilaku Tantrum. Orangtua yang mengasuh secara tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak Tantrum.

Misalnya, orangtua yang tidak punya pola jelas kapan ingin melarang kapan ingin mengizinkan anak berbuat sesuatu dan orangtua yang seringkali mengancam untuk menghukum tapi tidak pernah menghukum.

Anak akan dibingungkan oleh orangtua dan menjadi Tantrum ketika orangtua benar-benar menghukum. Atau pada ayah-ibu yang tidak sependapat satu sama lain, yang satu memperbolehkan anak, yang lain melarang. Anak bisa jadi akan Tantrum agar mendapatkan keinginannya dan persetujuan dari kedua orangtua.
5. Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit.
6. Anak sedang stres (akibat tugas sekolah, dll) dan karena merasa tidak aman (insecure).


Cara Mengatasi
Dalam buku Tantrums Secret to Calming the Storm (La Forge: 1996) banyak ahli perkembangan anak menilai bahwa Tantrum adalah suatu perilaku yang masih tergolong normal yang merupakan bagian dari proses perkembangan, suatu periode dalam perkembangan fisik, kognitif dan emosi anak. Sebagai bagian dari proses perkembangan, episode Tantrum pasti berakhir.
Beberapa hal positif yang bisa dilihat dari perilaku Tantrum adalah bahwa dengan Tantrum anak ingin menunjukkan independensinya, mengekpresikan individualitasnya, mengemukakan pendapatnya, mengeluarkan rasa marah dan frustrasi dan membuat orang dewasa mengerti kalau mereka bingung, lelah atau sakit.

Namun demikian bukan berarti bahwa Tantrum sebaiknya harus dipuji dan disemangati (encourage). Jika orangtua membiarkan Tantrum berkuasa (dengan memperbolehkan anak mendapatkan yang diinginkannya setelah ia Tantrum, seperti ilustrasi di atas) atau bereaksi dengan hukuman-hukuman yang keras dan paksaan-paksaan, maka berarti orangtua sudah menyemangati dan memberi contoh pada anak untuk bertindak kasar dan agresif (padahal sebenarnya tentu orangtua tidak setuju dan tidak menginginkan hal tersebut).

Dengan bertindak keliru dalam menyikapi Tantrum, orangtua juga menjadi kehilangan satu kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang bagaimana caranya bereaksi terhadap emosi-emosi yang normal (marah, frustrasi, takut, jengkel, dll) secara wajar dan bagaimana bertindak dengan cara yang tepat sehingga tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain ketika sedang merasakan emosi tersebut.
Jika Tantrum tidak bisa dicegah dan tetap terjadi, maka beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua adalah:
  • Memastikan segalanya aman. Jika Tantrum terjadi di muka umum, pindahkan anak ke tempat yang aman untuknya melampiaskan emosi. Selama Tantrum (di rumah maupun di luar rumah), jauhkan anak dari benda-benda, baik benda-benda yang membahayakan dirinya atau justru jika ia yang membahayakan keberadaan benda-benda tersebut. Atau jika selama Tantrum anak jadi menyakiti teman maupun orangtuanya sendiri, jauhkan anak dari temannya tersebut dan jauhkan diri Anda dari si anak.
  • Orangtua harus tetap tenang, berusaha menjaga emosinya sendiri agar tetap tenang. Jaga emosi jangan sampai memukul dan berteriak-teriak marah pada anak.
  • Tidak mengacuhkan Tantrum anak (ignore). Selama Tantrum berlangsung, sebaiknya tidak membujuk-bujuk, tidak berargumen, tidak memberikan nasihat-nasihat moral agar anak menghentikan Tantrumnya, karena anak toh tidak akan menanggapi/mendengarkan. Usaha menghentikan Tantrum seperti itu malah biasanya seperti menyiram bensin dalam api, anak akan semakin lama Tantrumnya dan meningkat intensitasnya. Yang terbaik adalah membiarkannya. Tantrum justru lebih cepat berakhir jika orangtua tidak berusaha menghentikannnya dengan bujuk rayu atau paksaan.
Jika perilaku Tantrum dari menit ke menit malahan bertambahburuk dan tidak selesai-selesai, selama anak tidak memukul-mukul Anda, peluk anak dengan rasa cinta. Tapi jika rasanya tidak bisa memeluk anak dengan cinta (karena Anda sendiri rasanya malu dan jengkel dengan kelakuan anak), minimal Anda duduk atau berdiri berada dekat dengannya. Selama melakukan hal inipun tidak perlu sambil menasihati atau complaint (dengan berkata: "kamu kok begitu sih nak, bikin mama-papa sedih"; "kamu kan sudah besar, jangan seperti anak kecil lagi dong"), kalau ingin mengatakan sesuatu, cukup misalnya dengan mengatakan "mama/papa sayang kamu", "mama ada di sini sampai kamu selesai". Yang penting di sini adalah memastikan bahwa anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya ada dan tidak menolak (abandon) dia.

Rabu, 28 Maret 2012

si anak dusun

pernah denger kata dusun?

pernah dong ya. orang indonesia kan?

coba di cek KBBI-nya.

apa?

gatau KBBI?

sampeyan orang mana sih?

KBBI itu kamus besar bahasa indonesia, wahai sodara2.

menurut KBBI, Dusun itu artinya daerah pedalaman / lawan dari kota
1 du.sun 1 n kampung; desa; dukuh

Dulu waktu saya kecil, saya sering dibilang anak dusun a.ka kampung. soale saya ga bisa beradaptasi dengan cepat kalo ketemu orang baru, kalo ketemu orang ga dikenal, saya bakal nangis dan sembunyi dibalik ibu saya. Saya juga ga inget sih kaya gimana secara masih balita waktu itu.
Ternyata oh ternyata predikat dusun itu nurun ke rayyan, hiks..
rayyan itu cenderung penakut kalo ketemu orang baru, he is not typical of bayi yang ramah. Kalo ketemu orang baru, dia bakal senyum2 kayak yang ramah. tapi kalo udah mulai digendong orang lain yang dia ga kenal, dia bakal nangis kenceng, dan buru2 meluk saya dengan kenceng, kalo perlu manjat badan saya. Agak repot sih punya anak kaya gitu, apalagi kalo periksa ke dokter, belum apa2 udah nangis duluan,,

kemarin rayyan sakit radang tenggorokan dan batpil, hal itu bikin rayyan makin lengket sama saya. dan sejak saat itu pula rayyan makin ogah dipegang orang lain. pegel banget deh. Tapi yang bikin makin pegel adalah, saya males ngejelasin ke orang kalo rayyan gamau dipegang orang.

contoh kasus:

ibu A: iihh lucu, sini digendong
Rayyan: huwaaaaa,, nangis kenceng
saya: haduh, maaf ya bu, rayyan emang gini, jarang ketemu orang, saya nya dirumah terus jadinya kalo ketemu orang baru suka nangis.
ibu A: haduh kasian, sayang mama ya,,

this happens hundred times.. kasus yang diatas ini kalo ibunya pengertian. kasus lain:

Ibu B: sini gendong gendong
Rayyan: huwaaaaaaaa (sembari ngasih gesture gendong ke saya)
ibu B: haduh, kok gitu sih? adaptasinya jelek tuh, makanya, bla bla bla bla (terus ngedikte)
saya: haduh, iya maaf, rayyan bla bla bla

dooh, saya paling males deh kalo segala sesuatu dikomentarin. rasanya pengen bilang di depan mukanya:
Mind ur own bussines!
anak gw ini, gada urusan sama lu!

Perlu tau ya, walo repot. punya anak dusun itu ada untungnya juga.
jadi anak gw gakan terpapar bakteri2 tangan orang lain selain gw
jadi ga gampang dipengaruhin orang lain
ga gampang diculik, karena begitu dipegang langsung nangis. hihihhi

i love you my kampung boy.. (dan papanya kampung boy juga) hehe